Kuda dalam Al-Qur-an

 On Monday, June 27, 2016  

KEPENTINGAN KUDA DI MEDAN PERANG

Nama Surat ini ialah Al-‘Adiyat, yang berarti kuda-kuda yang berlari kencang. Maka tersebutlah dalam ayat yang pertama bagaimana keistimewaan kuda itu: “Demi yang berlari kencang terengah-engah.” (ayat 1). Dalam penyerbuan mengejar musuh yang hebat dahsyat itu kelihatanlah bagaimana pentingnya kendaraan atau angkatan berkuda (Cavalerie). Kuda itu dipacu dengan penuh semangat oleh yang mengendarainya, sehingga dia berlari kencang sampai mendua, artinya sudah sama derap kedua kaki muka dan kedua kaki belakang, bukan lagi menderap. Sehingga berpadulah semangat yang mengendarai dengan semangat kuda itu sendiri; kedengaran dari sangat kencang dan jauh larinya, nafasnya jadi terengah, namun dia tidak menyatakan payah, bahkan masih mau dihalau lagi. “Yang memancarkan api.” (ayat 2). Dalam lari yang sangat kencang itu, terutama di waktu dinihari kelihatanlah memancar api dari ladamnya ketika ladam itu terantuk batu: “Yang menyerang di waktu Subuh.” (ayat 3). Yaitu di waktu musuh sedang lengah atau lalai atau mengantuk, sehingga angkatan perang itu datang saja dengan tiba-tiba laksana dijatuhkan dari langit. “Yang membangkitkan padanya” yaitu pada waktu Subuh itu “debu-duli.” (ayat 4).

Biasanya di waktu Subuh, embun masih membasahi bumi. Barulah embun itu akan hilang setelah matahari naik. Tetapi oleh karena hebat penyerangan angkatan perang berkuda itu, karena kencang lari kuda-kudanya, yang menerbitkan cetusan api karena pergeseran ladamnya dengan batu, debu-duli naiklah ke udara. Sehingga berkabutlah tempat itu, tidak ada yang kelihatan lagi, menyebabkan orang yang diserang kebingungan. “Yang menyerbu ke tengah kumpulan (musuh).” (ayat 5). Yaitu kumpulan musuh.

Dengan lima ayat itu, dengan bahasa yang indah, bahasa Tuhan sendiri, digambarkanlah betapa hebatnya penyerangan dan penyerbuan dengan kuda. Dan dengan sendirinya ayat ini memberikan penghargaan yang amat tinggi kepada kuda di medan perang yang dinamai khail! Malahan di dalam Surat Al-Anfal, Surat 8 ayat 60 ada suruhan yang terang dan tegas kepada mujahidin Islam mencukupkan persediaan alat perang, di antaranya ialah kuda (khail) tidaklah ketinggalan. Dan di dalam perang yang telah modern sekarang ini pun, dengan tank-tank berlapis baja, namun angkatan perang berkuda masih tetap dipandang penting.

Di dalam ayat keempat kita artikan bahwa penyerbuan tentara berkuda itu menerbitkan debu-duli yang naik ke udara menimbulkan kelam kabut. Setengah ahli tafsir mengartikan Naq’an yang kita artikan debu itu dengan sorak-sorai. Ini pun suatu tafsir yang juga dapat diterima. Karena kadang-kadang suara sorak sorai sebagai lambang dalam perang sangat besar kesannya untuk mematahkan semangat musuh. Tentara Jepang waktu menduduki Indonesia, terkenal dengan soraknya yang dihajan dari pusat dan menimbulkan takut yang mendengar.

Dalam kitab “Tuhfatun-Nafis” karangan Raja Ali Haj Riau, beliau menerangkan bahwa tentara Bugis apabila menyerbu musuh mereka itu mengkaruk, yaitu bertampik-sorak yang dahsyat. Mujahidin di Aceh ketika berperang dengan Belanda di akhir Abad ke 19 sampai permulaan Abad Kedua Puluh (1902) menyorakkan “La Ilaha Illallah” atau “Allahu Akbar” di tengah hutan balantara tengah bergerilya.

Tentara Belanda mengakui terus-terang bahwa mereka takut mendengarkan tahlil dan takbir yang dijadikan semboyan perang itu. Tentara Turki dalam Perang Korea di bawah komando MacArthur pun tidak pernah meninggalkan semboyan Allahu Akbar dalam perang.

Dengan kelima ayat itu Allah membuat sumpah, agar kuda jangan diabaikan oleh kaum Muslimin dalam perang. Dan Rasulullah SAW sendiri setelah mulai hijrah ke Madinah, salah satu perintah harian beliau ialah menyuruh sahabat-sahabatnya memelihara kuda untuk perang. Pembahagian ghanimah (harta rampasan), kalau bagi seorang yang berjalan kaki dapat satu, maka bagi yang berkuda dapat empat bahagian.

Lantaran itu menjadi kesukaan turun-temurunlah bagi bangsa Arab memlihara kuda dan terkenallah ketangkasan bentuk kuda Arab di seluruh dunia sampai kepada zaman sekarang ini.
source : http://tafsir.cahcepu.com/alaadiyaat/al-aadiyaat-1-5/

Kuda dalam Al-Qur-an 4.5 5 Wwwan Monday, June 27, 2016 KEPENTINGAN KUDA DI MEDAN PERANG Nama Surat ini ialah Al-‘Adiyat, yang berarti kuda-kuda yang berlari kencang. Maka tersebutlah d...


5 comments:

  1. oleh karena itu dalam Islam, disunnahkan untuk berlatih berkuda

    ReplyDelete
  2. Melalui lima ayat itu, kita diajarkan dengan bahasa yang indah, bahasa Tuhan sendiri, digambarkanlah betapa hebatnya penyerangan dan penyerbuan dengan kuda.
    Subhanallah..

    ReplyDelete
    Replies
    1. mobil pun dengan patokan "tenaga kuda", itulah betapa visionernya Al-Quran wahyu Allah ini.

      Delete
  3. sungguh bermanfaat segala sesuatu yang di ciptakan Allah, Subhanallah nice info gan

    ReplyDelete